Kampus Induk Umuslim, Senin (02/08) Di hadapan 578 orang peserta pembekalan kkm Wakil Rektor I Umuslim Drs. Marwan Hamid, M.Pd memberikan materi tentang kondisi dan sejarah Umuslim. Dengan segala dinamika dan perkembangannya dari waktu ke waktu.
Melihat kondisi generasi muda pada zamannya, Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Tgk. Abdurrahman Meunasah Meucap dan kawan-kawan berkesimpulan bahwa semua itu disebabkan oleh kebodohan, oleh karena itu mereka mencari jalan lain yaitu membangun dan menyalakan pelita di tengah kegelapan malam, untuk menerangkan jalan yang akan mereka tempuh ke arah yang memberi jawaban terhadap tantangan ini dengan mendirikan Pendidikan atau Yayasan Almuslim Peusangan dengan Kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan pada masa itu dengan sistem terpadu dan menyeluruh, yakni suatu Kurikulum yang konfrehensif, sehingga lulusannya pada saat itu menjadi ahli-ahli di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Sejak Almuslim Peusangan berdiri dalam kurun waktu yang cukup lama, tentunya ada masa jaya dan suram. Namun setelah dilaksanakan Musyawarah Besar Almuslim pada bulan Nopember 1979, kelembagaan Almuslim dan tata cara operasionalnya telah diperbaharui dengan Akte Notaris Nomor: 14/Lsm/AU/1993, tanggal 16 April 1998 dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bireuen. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 63 tahun 2008, tentang Pelaksanaan Undang-undang tentang Yayasan yang tertuang dalam lembaran Negara Republik Indonesia nomor 134 tahun 2008 dan tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4894, Yayasan Almuslim Peusangan harus berbentuk badan hukum dan berdasarkan Akte Notaris nomor 32 tanggal 21 Juni 2010 dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU.3258.AH.01.04 tahun 2010 tanggal 09 Agustus 2010, Yayasan Almuslim Peusangan telah terdaftar sebagai Yayasan yang berbadan hukum.
Marwan Hamid berharap ke depannya mahasiswa dapat berkiprah dalam membesarkan Umuslim, sehingga kampus ini berkembang dan maju seperti apa yang diharapkan para pendahulu. Walau kita di kota kecil kecamatan bukan berarti kita tidak dapat berkontribusi kepada kemajuan negeri ini, apalagi dengan jumlah alumni berjumlah 20.000 orang yang kini tersebar di seantero persada dan luar negeri.
“Kami berharap bahwa mahasiswa mengenal almamaternya, sebagaimana mengenal diri sendiri sehingga lahir rasa memiliki dan berusaha menjaga nama baik, dan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat,” demikian tambah Marwan Hamid. (al)