Peusangan- Kisae Fukushima (20) seorang mahasiswi dari Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang, saat ini sedang kuliah di Universitas Almuslim berhasil menarik perhatian dan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
Betapa tidak, gadis yang berasal dari negeri matahari terbit ini, berhasil memainkan perannya sebagai Ratu, saat pementasan permainan tarian nusantara, tarian tersebut merupakan tarian persembahan dalam memeriahkan pembukaan Festival Kebudayaan Umuslim (FKU) ke-3 yang berlangsung di kampus universitas almuslim, Senin (6/11/2018).
Dalam tarian tersebut Kisae Fukushima bertindak sebagai Ratu, dengan memakai pakaian adat Aceh yang berwarna merah dipadu dengan kain sarung dan sulaman kuning keemasan membalut setiap jengkal tubuhnya, teryata sukses memainkan perannya sebagai pemain utama, putri jepang ini sanggup mengikuti pelunturan lenggokan tubuh dan gerakan tanganya yang gemulai, bersamaan hentakan kaki terus bergerak dengan berbagai ritme gerakan sesuai tabuhan rapai sebagai iringan musik pengiring.
Kisae Fukushima, si putri dari negeri olah raga SUMO ini, mempunyai postur tubuh dengan tinggi yang ideal untuk ukuran seorang penari, mampu menyeimbangkan gerakan lenturan tubuh dan goyangan kepala, sehingga berhasil menyeimbangkan persamaan gerakan kecepatan, satu tangan dengan tangan lainnya dan hentakan berirama seratusan pasang kaki dengan kaki lainya dalam satu barisan.
Dengan kemampuannya menyeimbangkan setiap langkah dalam kebersamaan, mampu untuk memainkan setiap gerakan pada tarian nusantara tersebut, membuat putri Jepang yang selalu menyunggingkan senyuman lewat bibir tipisnya , nampak menonjol dalam setiap gerakan, ditambah balutan pakaian aceh yang memancarkan aura keberanian, sehingga membuat penonton kagum dan terkesima dengan penampilannya.
Keberadaan mahasiswa dari Jepang pada Festival Kebudayaan Umuslim (FKU) ke-3, Rektor Umuslim Dr.H.Amiruddin Idris,SE.,MSi, menjelaskan bahwa mahasiswa Jepang tersebut berjumlah dua orang, mereka hadir dalam rangka mengikuti kuliah program pertukaran mahasiswa yang merupakan implementasi dari kerjasama (MoU) yang telah ditandatangani pihak Universitas Almuslim dengan NGU Jepang beberapa tahun lalu.
Usai penampilannya Kisae Fukushima menuturkan, rasa senang dan bahagianya bisa menari dengan tarian Aceh dan Nusantara , “Saya sangat senang bisa sukses menari tadi” ungkap Kisae Fukushima didampinggi temannya Natsuko Mizutani yang merupakan alumni angkatan pertama program pertukaran mahasiswa Umuslim dengan NGU, kebetulan juga ikut hadir menyaksikan FKU ke-3.
“ Pertama ikut latihan saya sangat khawatir,apalagi selama ini saya belum pernah menari tarian Aceh, karena gerakan tarian Aceh sangat susah, kecepatan dan kebersamaannya tinggi sekali, apalagi dalam tarian tersebut saya menjadi ratu, yang gerakan tubuh harus bergerak dengan gerakan tari Guel yang merupakan kunci dari penampilan tarian tersebut, ujar gadis Jepang tersenyum sambil menunduk kepala.
“Tetapi saya kerja keras dan rajin latihan selama satu bulan di kampus, akhirnya berkat arahan kak Maulida sebagai pelatih, kebersamaan teman-teman, saya bisa tampil dengan baik, saya sangat tertarik tarian ini, dan akan terus belajar untuk bisa semuanya, baik gerakan, melenturkan gerakan badan, kecepatan hentakan tangan dan kaki, permainan tarian aceh gerakan dinamis dan sangat kompak sekali” cerita Kisae Fukushima dengan gaya bahasa Jepangnya yang masih kental.
“Saya ucapkan terima kasih kepada, dosen, teman-teman dan panitia yang sudah mengajak saya ikut menari” saya senang dan bahagia sekali , apalagi bisa memakai pakaian adat Aceh, ujar gadis berkulit putih bersih ini. (Humas)