Peusangan- Seribuan guru dari berbagai tingkatan mengikuti seminar Pendidikan yang digelar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Fkip) Universitas Almuslim Peusangan bertempat di Auditorium Academik Center (AAC) Ampon Chiek Peusangan Kampus umuslim, Sabtu (30/3)
Seminar yang dimoderatori Silvi Listia Dewi (Dosen tetap Umuslim) mengusung tema “ Guru Hebat di Era Revolusi Industri 4.0” dibuka secara resmi Rektor Universitas Almuslim Dr.H.Amiruddin Idris, SE.,MSi , pada kesempatan tersebut memberikan apresiasi atas kehadiran sejumlah guru dari berbagai daerah untuk mengikuti seminar, semoga seminar ini ada faedah dan manfaat bagi guru, ujar H.Amiruddin Idris.
Tambah Amiruddin Idris lagi, bahwa awal karir dirinya juga dimulai dari seorang guru, jadi dunia guru baginya tidak asing lagi, semua hal yang berkaitan dengan masalah guru pernah saya alami dan ikuti, ungkap mantan guru SMA dan SMK Peusangan ini.
Seminar menghadirkan Prof.Dr.DJufri, MSi (Dekan Fkip Unsyiah) dengan materi Guru hebat di Era Revolusi Industri 4.0, sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Syaridin, Spd.,M.Pd menyampaikan materi tentang “ Kebijakan pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0”
Prof.Dr.DJufri, MSi, dalam materinya menegaskan bahwa mutu guru adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan , generasi unggul akan dihasilkan oleh pendidikan dan guru yang unggul, seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi antara lain kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional dengan kualifikasi akademik minimal S1, jelas suami Suji Hartini, MPd.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Syaridin,SPd,.MPd menyampaiakan arah kebijakan pendidikan Aceh, menurutnya fokus utama pihaknya sekarang adalah pemenuhan jumlah guru PNS untuk semua mata pelajaran di SMA dan SMK, kemudian pemerataan jumlah guru pada semua satuan pendidikan sampai ke pelosok desa.
Sekolah dipelosok harus juga diasuh oleh guru-guru yang berkualitas, jadi guru tidak lagi tertumpuk di sekolah kota saja tetapi harus bersedia ditugaskan sampai ke pelosok, ini merupakan tugas berat pemerintah aceh ujar putra kelahiran Jangka yang pernah bertugas di Sabang.
“ Kita akan evaluasi semua guru baik PNS maupun guru kontrak pemerintah Aceh, mereka harus siap ditugaskan pada sekolah dan daerah yang kekurangan guru, jelas mantan kadis pendidikan kotamadya Banda Aceh.
Seminar diikuti guru dari berbagai tingkatan dari Bireuen dan beberapa daerah tetangga kabupaten Bireuen di akhiri dengan penyerahan cendera mata dan buku berjudul “ Bireuen merupakan segitiga emasnya ekonomi Aceh” karya H.Amiruddin Idris kepada pemateri.(HUMAS)