Universitas Almuslim Sukses Gelar Simpora XVI, Angkat Tema “Religion, Traditions and Local Wisdom”

Bireuen, Universitas Almuslim (Umuslim) berhasil menyelenggarakan The 16th Regional Symposium of The Malay Archipelago (SIMPORA XVI) yang berlangsung pada 1–5 September 2025 di Kampus Umuslim, Bireuen, Aceh. Ajang akademik bergengsi ini mempertemukan akademisi, peneliti, seniman, tokoh adat, dan mahasiswa dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.


Wakil Rektor I Umuslim, Hakim Muttaqim, M.Ec.Dev., AFA, selaku Ketua Panitia Simpora XVI, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran kolektif mengenai nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Nusantara. “Melalui tema besar Religion, Traditions and Local Wisdom, kami berupaya menjadikan forum ini ruang dialog multidisipliner dalam merekonstruksi warisan budaya yang kerap terpinggirkan oleh arus modernisasi,” ungkapnya pada sesi penutupan di Dataran Tinggi Takengon, didampingi Dr. Cut Azizah, ST., MT., dosen Fakultas Teknik Umuslim.


Salah satu fokus utama Simpora tahun ini adalah pembahasan tentang “The Tectonic of Wooden Architecture”. Topik tersebut menyoroti peran bangunan kayu tradisional di Indonesia dan Malaysia, bukan hanya sebagai artefak arsitektural, tetapi juga sebagai simbol spiritual dan ekspresi peradaban.


Lebih dari 10 universitas dari Indonesia dan Malaysia berpartisipasi dalam kegiatan ini. Simpora XVI 2025 pun diharapkan menjadi panggung kolaboratif yang tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga menumbuhkan inovasi. “Globalisasi harus dijawab dengan menjadikan akar budaya sebagai fondasi pembangunan masa depan yang inklusif, adil, dan berkeadaban,” tambah Hakim.


Selama 1– 5 September 2025, Fakultas Teknik Umuslim yang menaungi Prodi Teknik Sipil, Arsitektur, dan Ilmu Lingkungan turut berpartisipasi dalam Cultural Expo dengan memamerkan karya seni dan desain mahasiswa.

Pada tanggal 1-2 September 2025 para mahasiswa juga terlibat dalam International Student Workshop bertajuk “The Tectonic of Wooden Architecture” di Masjid Tuha Pucok Krueng Beuracan, Pidie Jaya. Workshop ini memberikan pengalaman praktis sekaligus kontribusi nyata dalam pelestarian warisan budaya Aceh.


Selain itu, kegiatan International Joint Community Service bertema “Green Barrier for Pucok Krueng Mosque” turut menjadi bagian penting dari rangkaian Simpora XVI. Aksi penanaman pohon buah di sekitar Masjid Tuha Pucok Krueng Beuracan dilakukan sebagai langkah menjaga kelestarian lingkungan serta memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Dekan Fakultas Teknik Umuslim, Dr. Muhammad Yanis, ST., MT., ikut serta dalam kegiatan tersebut bersama Muhammad Cahyo Novianto, ST., dari Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia dan perwakilan UiTM Malaysia. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Aceh Green Energy serta beberapa sponsor lainnya.


Dengan rangkaian acara yang sarat nilai akademis, budaya, dan sosial, Simpora XVI Universitas Almuslim 2025 menjadi catatan penting dalam upaya memperkuat peran perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara sebagai pusat dialog peradaban dan pelestarian kearifan lokal.


Penulis    :  Faizin
Editor       :  MZ

berikut video rangkaian kegiatan :