Dosen Umuslim gelar FGD di Lhokseumawe

Dosen pendidikan Agama Islam Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen melaksanakan FGD (Focus Group Discussion) tentang model penguatan akhlak santri pada pesantren boarding school di masa pandemi untuk mendukung perubahan masyarakat di era revolusi digital di kota Lhouksemawe, berlangsung di Gedung Hasbi Assiddiqiy Lhokseumawe, Sabtu (3/9/2022).

Menurut salah seorang panitia Dr.Muhammad Iqbal,M.Ag kegiatan ini diaksanakan tim dosen pendidikan Agama Islam Umuslim dengan peserta terdiri pimpinan, Ustaz-ustazah dan Guru, pesantren/boarding School se Kota Lhokseumawe, menghadirkan pemateri Misran Fuadi, S.Ag., M.AP (Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Kota Lhokseumawe).

Menurutnya kegiatan didanai dari program Hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), bertujuan untuk melahirkan model penguatan akhlak siswa pada pesantren boarding school, sehingga dari hasil FGD ini nantinya bisa melahirkan role model penguatan akhlak di pesantren boarding school.

Karena menurutnya permasalahan yang muncul dewasa ini pada penguatan ahklak siswa khususnya di boarding school, karena masalah yang timbul dimasyarakat terdapat dua macam siswa, pertama tetap berakhlak mulia dan ada yang berbanding terbalik atau tidak sesuai ketika masih dalam berada di sekolah dan pada saat setelah selesai.

Kemudian masalah selanjutnya pada masa pandemic Covid-19 ketika sekolah harus diliburkan dan pembelajaran secara daring maka terkait penguatan akhlak siswa apa saja yang dilakukan. Karena pendidikan memegang peran yang sangat pentinh juga dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah.

Tambah Dr.Muhammad Iqbal,M.Ag didampingi anggota panitia lainnya Najmuddin, Muhammad Rizal dan Zahriyanti, para pakar pendidikan di Indonesia meyakini bahwa pendidikan karakter telah menjadi kebutuhan penting bagi bangsa Indonesia.

Hal ini dikarenakan perilaku masyarakat yang dirasa kian memburuk, perilaku penyimpangan kian merajalela, seperti korupsi, praktik mafia hukum, praktik mafia pajak, unjuk rasa yang arogan, pembunuhan, pemerkosaan, pornografi, terorisme, munculnya berbagai aliran sesat, krisis kepemimpinan.

Sehingga dewasa ini banyak sekali para pakar merancang model pendidikan ahklak, termasuk pada sekolah yang bersistem boading school, apalagi intitusi pendidikan formal mengemban tugas sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia berkualitas di masa mendatang, ujarnya.(Humas-Umuslim).