Cerita Pengalaman Mahasiswa Umuslim Meraih Juara di Jepang

Perkenalkan nama saya Qurrata Ayun, 19 tahun, berdomisli Aceh Utara, alumni Pesantren Modern Misbahul Ulum (PMMU) Paloh, saya kuliah pada prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Kabupaten Bireuen.

Sejak bulan Mei 2022, saya bersama dua kawan yang lain yaitu Raihan Hayati prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Amelia Rizkiani dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Kabupaten Bireuen berada di Negari sakura Jepang dalam rangka mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa (Student Exchange) di Nagoya Gakuin University Japan.

Keberadaan kami di Jepang dalam rangka implementasi pertukaran mahasiswa karena adanya kerjasama yang telah ditandatangani Universitas Almuslim Peusangan Bireuen dengan Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang.

Berkat kerjasama tersebut, selama di Jepang kami peserta Student Exchange di Nagoya Gakuin University Japan, mendapatkan fasilitas biaya kuliah dan apartemen penginapan secara gratis.

Kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita pengalaman mengikuti lomba pidato bahasa Jepang di Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang dan Alhamdulillah meraih juara dua.

Sebelum mengikuti lomba kami melakukan proses seleksi berkas, mulai dari menulis berkas pendaftaran hingga mengirim video pidato untuk keperluan seleksi lomba tersebut.

Kegiatan lomba pidato Bahasa Jepang ini dilaksanakan oleh Universitas Nagoya Gakuin Jepang, kegiatan lomba ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan setiap tahun, bertujuan guna mempererat hubungan mahasiswa asing dengan mahasiswa NGU dari Jepang, selain itu untuk meningkatkan kompetisi dan kemampuan berbahasa antara mahasiswa Asing berbicara di depan publik.

Pada perlombaan ini ada beberapa bahasa yang diperlombakan seperti bahasa Inggris, Jepang, China, dan Korea.Setiap mahasiswa asing yang kuliah di NGU diwajibkan mengikuti perlombaan ini dengan menggunakan bahasa Jepang, dengan tema yang di arahkan panitia.

Peserta lomba jumlahnya ratusan mahasiswa berasal dari berbagai negara, seperti Amerika, China, Taiwan, Korea, Kanada, Thailand, Indonesia dan dari negara Jazirah Arab.

Setiap mahasiswa asing yang kuliah di NGU diwajibkan mengikuti perlombaan ini dengan menggunakan bahasa Jepang, dengan tema yang di arahkan panitia.

Ini merupakan pengalaman saya yang pertama kalinya mengikuti lomba pidato dengan bahasa Jepang, sebelumnya saya juga pernah mengikuti beberapa lomba pidato dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Tetapi kali ini sangat berbeda untuk saya karena harus melakukannya dalam bahasa Jepang, padahal belajar bahasa Jepangpun baru saja saya lakukan, saat awal persiapan mengikuti program pertukaarn mahasiswa ini.

Berbeda dengan teman-teman Internasional lainnya , mereka sudah belajar rata-rata sedikitnya 2 tahun hingga 7 tahun, tetapi itu tidak menurunkan semangat saya untuk ikut berpatisipasi dalam event tersebut.

Yang penting saat mau ikut lomba tersebut kita harus percaya diri dan optimis bisa kita lakukan, untuk mengatasi dan mencapai hal itu tentunya kita juga harus melakukan persiapan dan belajar semaksimal mungkin.

Saat mengikuti lomba tersebut, saya memilih judul pidato “PENTINGNYA BERFIKIR POSITIF”. judul tersebut terinspirasi dari kisah nasihat salah seorang dosen saya di Universitas Almuslim, saat saya mengikuti lomba pidato untuk seleksi MTQ nasional di Universitas Almuslim beberapa waktu lalu.

Karena sudah adanya inspirasi tentang judul pidato maka dari itu saya memutuskan untuk memulai dengan persiapan, dimulai dari pembuatan pidato dengan menuliskan teks pidato dan memberanikan untuk tampil dalam lomba tersebut.

Karena baru pertama tampil depan mahasiswa yang berasal dari sejumlah negara, dengan kondisi setengah gugup, saya mencoba menenangkan pikiran dan tampil percaya diri, sambil saya mengingatkan beberapa nasehat yang pernah disampaiakan dosen, saat saya mengikuti lomba di Universitas Almuslim.

Saat itu dosen tersebut memberitahukan kepada kami peserta seleksi MTQ bahwa saat kita berpidato di depan banyak orang, maka apapun teks yang kita bawakan, kita harus membawakan cerita tersebut seolah-olah itu cerita kita sendiri yang mengalaminya.

Dengan mendalami hal tersebut maka kita akan dengan mudah mengekspresikannya dan bercerita tentang apa yang kita pikirkan, sehingga akan sangat berpengaruh pada perbuatan bahkan kesehatan kita.

Teringat petuah tersebut saya mencoba untuk pwercaya diori dan berdiri untuk berpidato di depan banyak orang”.

Saat persiapan setelah melakukan seleksi berkas, dari seratusan yang mendaftar yang terpilih untuk tampil hanya dipersilahkan untuk 5 orang dan saya juga termasuk salah satu dari mereka.

Setelah mengikuti selesksi berkas yang dimulai pada dari awal bulan Oktober dengan batas waktu pengiriman berkas pendaftaran ( berupa form pendftaran lomba dan video Japanese speech contest) pada tanggal 8 Oktober.

Proses seleksinya dilakukan screening video terbaik dan akhirnya menerima pengumuman bahwa ada lima orang peserta International yang lolos final yaitu saya ( Raihan Hayati), Qurrata Ayyun,, Amelia Rizkiani yang ketiganya berasal dari Universitas Almuslim Indonesia, Mariz Quino Martinez dari Kanada dan Jindajiraphat Khanayod dari Thailand.

Setelah diberikan kesempatan untuk tampil saya segera melakukan persiapan agar bisa tampil semaksimal mungkin, saat hari “ H” dimana kami semua harus tampil.

Alhamdulillah saya dan teman yang lain berhasil tampil dengan kondisi terbaik sesuai kemampuan kami masing-masing, artinya saya tampil tanpa halangan dan kendala di atas pangung.

Kegiatan lomba final dilaksanakan di Community Link di Taiho Kampus Nagoya Gakuin University pada hari selasa tanggal 22 November 2022. Juri perlombaan adalah juri lomba tiga orang, dua merupakan sensei bahasa Jepang kelas International dan satu lagi merupakan sensei Bahasa Jepang Universitas Nagoya Gakuin University .

Saya bersyukur, walaupun baru pertama tampil berpidato dalam bahasa Jepang dihadapan mahasiswa luar negeri, kemampuan public speaking yang sangat kurang ditambah dekorasi pangung yang sangat bagus di NGU Jepang, teryata penampilan saya mendapat respon positif dari juri dan beberapa penonton.

Respon positif bukan hanya dalam hal penampilan dan siakp percaya diri, tetapi juga tentang isi dan cerita dari pidato saya juga sangat tertarik sama mereka.

Saat pengumuman pemenang saya diumumkan meraih juara 2 dalam pidato bahasa Jepang program Japanese Speech Contest NGU Jepang tahun 2022, hasil lengkap perlombaan pidato Bahasa Jepang Juara 1 diraih oleh Jindajiraphat Khanayod dari Thailand, juara 2 diaraih Qurrata Ayyun dan juara 3 oleh Raihan Hayati.

Penyerahan sertifikat dilakukan langsung oleh Profesor Seichi Sugawa sensei yang erupakan kepala Kantor international Nagoya Gakuin University.

Itulah sekilas cerita pengalaman saya mengikuti program Japanese Speech Contest lomba pidato bahasa Jepang, dan berhasil meraih juara dua.

Menurut saya kemampuan public speaking merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai milenial sekarang, karena dapat meningkatkan skill komunikasi yang baik dan salah satu skill yang sangat dibutuhkan di era modern saat ini.

Pengalaman ini diceritakan Qurrata Ayun dari Jepang