Mahasiswa Universitas Almuslim Bireuen Kolaborasi dengan Warga Bersihkan Masjid Jamik Al-Izzah Krueng Mane Pasca Banjir Bandang

Dokumentasi foto mahasiswa Universitas Almuslim yang dikoordinir Dr. Zahriyanti, S.Pd.I., MA, membersihkan Masjid Jamik Al-Izzah Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara pada Kamis (11/12/2025).

Aceh Utara — Mahasiswa Universitas Almuslim (Umuslim) Bireuen menunjukkan kepedulian sosialnya dengan terjun langsung membantu masyarakat membersihkan Masjid Jamik Al-Izzah Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, yang terdampak banjir bandang beberapa waktu lalu. Kegiatan gotong royong ini dilaksanakan pada Kamis, 11 Desember 2025, sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dan dikoordinir oleh Dr. Zahriyanti, S.Pd.I., MA, dosen Pendidikan Agama Islam yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Pencegahan & Penanggulangan Kekerasan Perguruan Tinggi (PPKPT) Umuslim.

Banjir bandang yang melanda wilayah tersebut mengakibatkan penumpukan material dan lapisan lumpur tebal di sejumlah fasilitas publik, termasuk masjid yang menjadi pusat ibadah dan kegiatan sosial masyarakat. Kondisi tersebut membuat warga tidak dapat melaksanakan Salat Jumat selama tiga pekan terakhir.

Geuchik Cot Seurani, Azman Abdul Wahid, S.Kom, menjelaskan bahwa pihaknya terpaksa memindahkan pelaksanaan Salat Jumat ke Masjid di Desa Meunasah Cot Seurani karena kondisi Masjid Jamik Al-Izzah belum memungkinkan. “Sudah tiga kali Salat Jumat, masyarakat belum bisa melaksanakannya di masjid ini. Ruang ibadah masih dipenuhi lumpur dan belum layak digunakan,” ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Universitas Almuslim merasa terpanggil untuk berkolaborasi dengan masyarakat dan perangkat desa demi mempercepat proses pemulihan fungsi masjid. Sejak pagi hingga menjelang sore, mahasiswa bersama warga bekerja membersihkan dua area utama. Area pertama adalah bagian luar masjid, seperti halaman dan pekarangan, yang dibersihkan oleh warga dan aparat TNI. Area kedua adalah bagian dalam masjid, termasuk lantai, ruang pustaka, ruang imam, hingga perlengkapan ibadah yang terendam lumpur. Area ini ditangani oleh dosen dan mahasiswa yang hadir.

Ketua tim PKM, Dr. Zahriyanti, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nilai akhlakul karimah dalam bentuk ta’awun atau gotong royong, serta bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga mengamalkan ilmunya secara nyata. Kegiatan ini sekaligus mempererat ukhwah islamiyah, sesuai prinsip Al-Qur’an tentang bekerja sama dalam kebaikan,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan rasa syukur karena mahasiswa sangat antusias dan bekerja tanpa pamrih untuk membantu masyarakat yang tertimpa musibah. “Kami mungkin terbatas dalam materi, tetapi insyaAllah kami bisa menyumbang tenaga dan upaya untuk memulihkan kondisi masjid agar segera bisa digunakan kembali,” tambahnya.

Dukungan logistik berupa alat kebersihan disediakan oleh pihak kampus bersama masyarakat setempat sehingga proses pembersihan berjalan lebih cepat dan efektif. Para tokoh masyarakat menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin.

Tengku Imum Azhar, salah satu tokoh agama setempat, menyampaikan rasa terima kasihnya. “Kehadiran adik-adik mahasiswa membuat pekerjaan jauh lebih ringan. Kolaborasi seperti ini sangat kami harapkan,” ujarnya.

Di sela waktu istirahat dan Salat Zuhur, Geuchik Azman mengundang dosen dan mahasiswa untuk menikmati makan siang sederhana yang telah disiapkan di dapur umum menasah. Di lokasi tersebut juga masih terdapat sejumlah pengungsi yang terdampak banjir.

Pada akhir kegiatan, Geuchik Azman kembali menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada seluruh peserta gotong royong. Ia berharap kolaborasi antara masyarakat Desa Cot Seurani dan Universitas Almuslim dapat terus berlanjut dalam berbagai kegiatan sosial lainnya. “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dosen dan mahasiswa yang telah membantu secara tulus dan ikhlas. Semoga kerja sama ini terus terjalin di masa mendatang,” pungkasnya.

Kegiatan ini tidak hanya membantu mempercepat pemulihan fasilitas ibadah, tetapi juga memperkuat hubungan harmonis antara kampus dan masyarakat. Mahasiswa berharap upaya kecil ini dapat menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya untuk turut terlibat dalam aksi sosial dan kegiatan kemanusiaan di wilayah masing-masing.