
Jakarta, 28 Agustus 2025 — Sebagai kampus waqaf yang berkomitmen menjadi pusat pendidikan yang membawa manfaat luas bagi masyarakat, Universitas Almuslim (Umuslim) terus memperkuat langkah strategisnya dalam mewujudkan program nasional Kampus Berdampak. Salah satunya diwujudkan melalui audiensi resmi yang dilakukan oleh Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd., bersama jajaran pimpinan universitas ke Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Jakarta.
Kehadiran rombongan Universitas Almuslim diterima dengan hangat oleh Sekretaris Badan Bahasa, Dr. Ganjar Harimansyah, S.S., M.Hum., yang menyambut baik inisiatif kerja sama ini. Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana penuh keakraban sekaligus bernuansa visioner, membicarakan upaya bersama memperkuat posisi Bahasa Indonesia sekaligus melestarikan bahasa daerah di era globalisasi.

Dalam kesempatan itu, Dr. Marwan memaparkan empat agenda strategis yang menjadi fokus audiensi, yaitu pengembangan Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), penyelenggaraan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), penguatan kegiatan literasi, serta pelindungan bahasa daerah.
Sejak tahun 2017, Universitas Almuslim telah mengembangkan Program BIPA melalui kerja sama pertukaran mahasiswa dengan Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang.
“Aceh sebagai pintu gerbang internasional di barat Indonesia memiliki potensi besar untuk memperkenalkan Bahasa Indonesia ke dunia. Dengan dukungan Badan Bahasa, kami ingin membangun kurikulum BIPA yang lebih profesional serta menyiapkan pengajar yang kompeten,” ujar Dr. Marwan.
Selain itu, Universitas Almuslim juga siap menjadi pusat pelaksanaan UKBI di Aceh. Menurut Dr. Marwan, UKBI penting bukan hanya sebagai alat ukur kompetensi, tetapi juga sebagai instrumen untuk meningkatkan literasi akademik dan profesionalisme mahasiswa. “Ini sejalan dengan semangat Kampus Berdampak, yaitu menghadirkan manfaat nyata bagi mahasiswa, masyarakat, dan dunia kerja,” tegasnya.
Komitmen Universitas Almuslim terhadap gerakan literasi juga mendapat sorotan dalam audiensi ini. Literasi yang dimaksud tidak hanya terbatas pada baca-tulis, melainkan juga mencakup literasi digital dan budaya untuk membentuk generasi kritis, kreatif, dan berkarakter.
Sementara itu, perhatian besar juga diarahkan pada pelindungan bahasa daerah, khususnya bahasa Aceh dan Gayo. “Bahasa daerah adalah identitas dan kekayaan budaya kita. Melalui dokumentasi dan revitalisasi, kami ingin memastikan bahasa-bahasa ini tetap hidup, diwariskan, dan dikenalkan ke dunia,” tambah Dr. Marwan.
Sekretaris Badan Bahasa, Dr. Ganjar Harimansyah, memberikan apresiasi terhadap gagasan tersebut. Ia menyebut bahwa langkah Universitas Almuslim sejalan dengan arah kebijakan nasional. “Inisiatif ini bukan hanya berdampak di Aceh, tetapi juga akan memperkuat posisi Bahasa Indonesia di tingkat internasional,” ungkapnya.
Audiensi ini menjadi tonggak awal sinergi antara Universitas Almuslim dengan Badan Bahasa. Dengan semangat Kampus Waqaf yang berorientasi pada kemaslahatan dan visi Kampus Berdampak, Universitas Almuslim optimis mampu memberi kontribusi nyata dalam pengembangan bahasa, literasi, dan budaya baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.(Muzammil)
