
Dokumentasi Rektor dan Tim Satgas Bencana Universitas Almuslim menyalurkan bantuan di beberapa lokasi Posko Pengungsi di Kecamatan Jangka. Minggu (7/12/2025).
Bireuen – Universitas Almuslim (Umuslim) kembali menunjukkan komitmen kuat dalam aksi kemanusiaan, menyusul bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Bireuen. Pada Minggu, 7 Desember 2025, Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd, turun langsung ke lapangan bersama Tim Satgas Bencana Hidrometeorologi Universitas Almuslim untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak di sejumlah titik terdampak paling parah.
Rektor yang juga turut didampingi pimpinan universitas diantaranya Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Almuslim, Hakim Muttaqim, B.Soc.Sc., M.Ec.Dev., AFA, para dekan, dan jajaran sivitas akademika melihat langsung kondisi masyarakat yang terdampak banjir.
Adapun wilayah yang menjadi prioritas penyaluran bantuan mencakup beberapa desa dengan kondisi kerusakan terberat, yaitu Dayah Istiqamatuddin Pasi di Desa Alue Kuta, Kecamatan Jangka, Desa Kuala Ceurape Kecamatan Jangka, Desa Keurumbok Kecamatan Kuta Blang, Desa Pante Lhong Kecamatan Peusangan, Desa Kapa Kecamatan Peusangan, serta Dayah Budi Almukhtari Pante Pisang Kecamatan Peusangan. Seluruh bantuan diserahkan langsung di posko bencana masing-masing lokasi.
Menurut laporan Satgas, daerah-daerah tersebut merupakan titik terdampak terparah pascabanjir besar yang terjadi pada 26 November 2025. Ratusan rumah terendam lumpur, akses transportasi terputus, dan sebagian warga masih harus bertahan di lokasi pengungsian karena rumah mereka tak lagi layak huni.
Salah satu desa dengan kerusakan paling berat adalah Desa Alue Kuta, di mana warga mengaku kehilangan seluruh harta benda. Sebanyak 76 KK terdampak langsung dan hingga kini masih mengungsi, hanya menyisakan pakaian yang melekat di badan. Kondisi lebih memprihatinkan tampak di Desa Pante Lhong, tempat 800 KK harus menghadapi banjir setinggi hampir 3 meter yang membawa material lumpur dalam jumlah besar. Lumpur tersebut masih menggenangi sebagian rumah warga hingga kini, menyulitkan proses pembersihan dan pemulihan.
Dalam aksi kemanusiaan ini, Umuslim menyalurkan berbagai kebutuhan mendesak, mulai dari sembako, beras, makanan ringan, cabai, bawang merah, ikan asin, pakaian, sepatu, mukena, serta obat-obatan. Bantuan tersebut diberikan berdasarkan pemetaan kebutuhan warga di setiap titik dan hasil asesmen langsung tim di lapangan.
Ketua Satgas Bencana Hidrometeorologi Universitas Almuslim, Dr. Afkar, M.Pd, menyampaikan bahwa Umuslim akan terus melakukan pendampingan dan menyalurkan bantuan lanjutan sesuai kebutuhan masyarakat. “Fokus kami bukan hanya menyerahkan bantuan, tetapi memastikan masyarakat mendapatkan dukungan berkelanjutan untuk pemulihan jangka panjang. Kondisinya sangat berat dan membutuhkan kolaborasi berbagai pihak,” ujarnya.
Aksi kemanusiaan ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari unsur pimpinan dan sivitas akademika Universitas Almuslim, mulai dari wakil rektor, para dekan, ketua senat, dosen, hingga tenaga kependidikan. Kehadiran langsung Rektor Umuslim menunjukkan kuatnya kepedulian institusi terhadap masyarakat Bireuen yang menjadi bagian dari lingkungan sosial kampus.
Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd, menegaskan bahwa Umuslim sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi untuk pengembangan akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dalam membantu masyarakat pada situasi darurat.
“Masyarakat adalah mitra utama kami. Ketika mereka berada dalam kesulitan, Universitas Almuslim wajib hadir. Kita berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban para korban banjir,” ungkapnya.
Universitas Almuslim juga membuka peluang kolaborasi dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat luas untuk memperluas jangkauan bantuan, mengingat skala bencana yang cukup besar dan dampaknya masih terasa hingga kini.
Dengan respon cepat dan kolaboratif tersebut, Umuslim kembali membuktikan perannya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga aktif dalam misi kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat.
