Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haythar beserta Tim Pengkajian dan Pembinaan Pelaksanaan MoU Helsinki Tahun 2022 mengujungi Universitas Almuslim (Umuslim) dalam rangka silaturahmi dan sosialisasi perjalanan MoU Helsinski bersama sivitas akademika dan organ Yayasan Almuslim Peusangan.
Pertemuan Wali Nanggroe Aceh beserta tim pengkajian dan pembinaan pelaksanaan MoU Helsinki dengan sivitas akademika umuslim dan unsur organ Yayasan Almuslim Peusangan berlangsung di ruang rapat kampus Ampon Chiek Peusangan universitas almuslim, Selasa (15/11).
Kehadiran Wali Nanggroe beserta Tim Pengkajian dan Pembinaan Pelaksanaan MoU Helsinki ke universitas almuslimdalam rangka untuk menjaring masukan bagi implementasi, penguatan serta nasib MoU Helsinki pada masa-masa mendatang bagi kepentingan Aceh secara komprehensif.
Rektor Universitas Almuslim Dr.Marwan, M.Pd pada pertemuan tersebut mengucapkan terimakasih kepada wali naggroe Teungku Malik Mahmud Al-Haythar beserta Tim Pengkajian dan Pembinaan Pelaksanaan MoU Helsinki Tahun 2022 yang telah behadir ke universitas almuslim.
“ Pihaknya sangat bangga dan berterimakasih kepada wali naggroe dan tim pengkajian dan pembinaan pelaksanaan MoU Helsinki yang telah hadir dan memilih kampus umuslim sebagai salah satu tempat pertemuan untuk penguatan MoU Helsinki, ini merupakan salah satu tindak lanjut dari kerjasama yang telah dilakukan antara Umuslim dan wali naggroe,ujar Dr.Marwan,MPd.
Pihaknya sangat mendukung upaya yang dilakukan wali naggroe dan tim dalam rangka memperkuat implementasi UU PA lebih maksimal demi tercapaianya kesejahteraan rakyat Aceh.
Harapan kita agar Pemerintah Aceh, DPR dan semua elemen agar dapat menyamakan persepsi dalam merealisasikan butir-butir MoU Helsinki bagi kemakmuran rakyat Aceh”. harap Dr.Marwan,MPd.
Sedangkan ketua pembina Yayasan Almuslim Rusyidi Mukhtar, S.Sos yang juga menjabat ketua DPRK Bireuen mengharapkan agar semua butir-butir MoI Helsinki dapat direalisasikan, walaupun tidak sesempurna mungkin, agar generasi berikutnya dapat merasakan hasil perjuangan pendahulunya.
Implementasi MoU Helsinki merupakan permasalahan besar di Aceh yang belum terwujud, “Saya memohon kepada Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh yang terlibat langsung dalam proses perdamaian dan kepada tim agar benar-benar mempelajari, sehingga dapat memasukkan apa-apa yang telah diperjuangkan orang tua kita, juga kepada institusi pendidikan agar memasukkan MoU Helsinki dalam pelajaran/kajian yang dipelajari.”, ujar Rusyidi Mukhtar, S.Sos.
Diskusi yang dimoderator Dr.Fajran Zain (Dosen UTU Meulaboh) turut menyampaiakn pemikiran Kamaruddin Abubakar (Abu Razak), pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa tim pengkajian berjumlah 14 orang sudah beberapa kali duduk hingga ke Jakarta, sudah pernah bertemu dengan Menkopolhukam dan Dirjen mendagri.
Kita harus hati-hati dalam merevisi agar tidak salah langkah kedepan, kita membuka ruang untuk masukan dari kampus universitas almuslim, komitmen kita perdamaian harus kita pertahankan.
Dekan FISIP Umuslim Rahmad, S. Sos, MAP menyampaikan substansi dan masukan terhadap revisi UUPA harus disepakati bersama menjadi satu draf namun dengan tetap melibatkan berbagai pihak termasuk kampus dan partisipasi masyarakat Aceh
Sedangkan Dr.Zainal Abidin (USK) mengatakan bahwa DPRA dan USK sudah menginisiasi revisi UU PA, keinginan DPRA dimulai dari DIM (Daftar inventaris Masalah) lebih kurang 50 lebih yang krusial.
USK sependapat dengan tim pengkajian dan pembinaan pelaksanaan MoU Helsinki Tahun 2022, bukan untuk merubah tapi hanya penguatan, dari seluruh kajian melahirkan 13 draft pasal penguatan.
Tim Wali Nangroe mengharapkan Optimalisasi pelaksanaan UUPA, perlu penguatan UUPA, tapi banyak harapan masyarakat agar ada revisi, dukungan revisi lebih kuat, tim wali mempertimbangkan dengan tujuan untuk perdamaian Aceh dan kelangsungan MoU Helsinki.
Sedangkan Wali Nanggroe Aceh menegaskan; “Singapura begitu indah saya tinggalkan dan memilih berjuang di sini dan tidak berharap apa-apa selain berharap bagaimana ke depan rakyat Aceh makmur serta sejahtera”.
Selain itu Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haythar usai pertemuan juga berdiskusi secara khusus dengan jajaran Rektor dan Dekan Fakultas lingkup umuslim dalam rangka memperkuat kerjasama antara lembaga wali nagroe dengan universitas almuslim.
Pertemuan hadiri Wali Nanggroe Aceh Mahmud Al Haytar, Prof.Dr.H.Gunawan Adnan, MA., PhD, Dr.Fajran Zain, Dr.M.Akmal, Prof.Dr.Dahlan,Prof. Jamaluddin, SH, M.Hum,Zainal Abidin, SH, M.Si, MH dan Kamaruddin Abubakar (Abu Razak).
Kemudian sivitas akademika universitas almuslim dihadiri Rektor, Direktur Pascasarjana, Dekan, Dosen lingkup Umuslim, juga hadir Ketua Dewan Pembina, Ketua Yayasan, Pengawas, perwakilan pemkab serta sejumlah pengurus Yayasan Almuslim Peusangan .(Humas-Umuslim).