Ernawita, S.Si,M.Sc salah seorang dosen tetap Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen, berhasil memperoleh gelar doktor (S3) Friedrich Schiller University of Jena in Nutritional Sciences, Jerman, setelah mempertahankan disertasinya pada tanggal 14 September 2021 lalu.
Menurut wakil rektor bidang akademik Umuslim Dr.Halus Satriawan,MSi, berhasilnya buk Ernawita lulus program doktor di Jerman, telah menambah deretan dosen Universitas Almuslim yang meraih gelar doktor (S3) tahun ini, menurutnya sepanjang tahun 2021, sudah ada enam orang dosen Umuslim menyelesaikan kuliah program doktor (S3).
Dr.Rer.Nat.Ernawita, S.Si,M.Sc merupakan dosen Umuslim yang ke -29 bergelar Doktor, (S3), jelas Halus Satriawan.
“Ada beberapa orang lagi dosen tetap, sedang menunggu sidang disertasi program doktor dari berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri, semoga bisa cepat selesai”, harap Halus Satriawan.
Rektor Umuslim Dr.Marwan, Mpd, mengucapkan selamat atas kesuksesan Dr.Rer.Nat.Ernawita, S.Si,M.Sc, keberhasilan ini akan memperkuat jajaran kampus meningkatkan kualitas SDM.
Berhasilnya beberapa dosen menyelesaikan program doktor telah menambah Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pengajar yang berkompeten di bidangnya, ungkap Marwan.
Keberhasilan ini merupakan bagian dari program peningkatan dan penguatan sumber daya dosen dalam upaya peningkatan mutu lulusan Umuslim di masa yang akan datang.
Pihaknya terus mendorong dosen muda, agar bisa melanjutkan pendidikan jenjang doktor (S3), hal ini guna untuk memperkuat sumber daya dosen, guna untuk pencapaian visi misi Universitas Almuslim, ujar Rektor Dr.Marwan,MPd.
Dr.Rer.Nat.Ernawita, S.Si,M.Sc, lahir di Banda Aceh, 03 September 1980, sejak tahun 2009 diangkat menjadi Dosen tetap Universitas Almuslim.
Selama mengabdi di Universitas Almuslim, Ernawita pernah menjabat beberapa jabatan seperti : Sekretaris P3AI (Pusat Penelitian dan Pengembangan Aktivitas Instruksional) tahun (2010 – 2012), Sekretaris LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) (2017 – 2021), Pelaksana Program Hibah Detasering Gelombang 1 dan 2 tahun 2020, Ketua Pelaksana Hibah PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka) tahun 2021dan telah melahirkan sejumlah publikasi ilmiah.
Sekarang Dr.Rer.Nat.Ernawita, S.Si,M.Sc, dipercayakan sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Almuslim.
Ketika ditanya kesannya kuliah di luar negeri, Ernawita menceritakan, bahwa kultur disiplin dan teratur merupakan karakter utama orang Jerman.
Ernawita juga bercerita, dirinya sempat merasakan puasa ± 20 jam dengan aktivitas normal seperti hari-hari lainnya.
Hal ini karena masa studinya bertepatan bulan Ramadhan, yaitu bulan Juli-Agustus, kebetulan bulan tersebut di Jerman bertepatan musim panas, ujar Ernawita.
Pengalaman unik lain, ketika orang Jerman menanyakan namanya, karena mereka heran nama Ernawita, hanya satu kata, membuat orang Jerman bingung, mereka bertanya, bagaimana bisa kamu tidak ada nama keluarga?
Apakah tidak menyulitkan ketika sekolah? Apakah orang-orang akan tahu kamu anak siapa? Cerita Ernawita.
Ernawita kuliah di Friedrich-Schiller University of Jena, kota Jena, negara bagian Thuringen, sedangkan dirinya tinggal di Camburg.
Camburg adalah sebuah desa kecil lebih kurang 20 KM di luar kota Jena, mungkin hanya dirinya dan 2 orang teman orang asing pertama yang tinggal di sana.
Ketika melapor ke kantor desa setempat, petugas sempat kesulitan menuliskan namanya, karena kebiasan nama orang Jerman, kebanyakan ada nama belakang, sedangkan Ernawita tidak ada.
Sehingga untuk prosesnya harus menunggu sekitar 30 menit, karena petugas harus menelpon memastikan bagaimana penulisan nama saya, akhirnya, nama saya di dokumen ditulis sebagai Ernawita ±, cerita Ernawita tersenyum.
Selain itu, kesan lain yang diperoleh alumni SMA Negeri 1 Banda Aceh, juga menceritakan kondisi peribadatannya.
Menurutnya di Aceh, kita memiliki banyak masjid besar dan megah, dengan suara lantunan azan di saat shalat lima waktu, sedangkan di Jena Jerman, Masjid hanya berupa bangunan rumah kecil sederhana, dengan suara azan yang jarang terdengar.
Selama di Jerman, saya belajar untuk mengatur waktu dengan baik sehingga segala kegiatan bisa terlaksana dan setiap janji atau rapat tidak terlambat.
Kemandirian juga menjadi hal yang utama,kita dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain, ungkap Ernawita.
Pengalaman lain yang sangat berkesan, ketika merasakan perubahan 4 musim, dimana setiap musim memiliki ciri khas masing-masing.
Dimana setiap musim mempunyai keunikan dan kegembiraan masing-masing, seperti musim semi, merupakan saat paling ceria dengan cuaca yang mulai menghangat dan bunga-bunga bermunculan dari semua dahan, ungkap Erna dengan gaya khasnya.
Kemudian masuk musim panas merupakan saat untuk piknik dan berjalan-jalan, karena waktu siang yang sangat panjang.
Musim gugur dengan klorofil dedaunan berubah menjadi berbagai spectrum warna yang sangat indah, serta apel-apel yang masak di pepohonan semak di tepi jalan, begitu juga musim salju, kondisinya seperti televisi hitam putih zaman dahulu.
Pada musim panas pertama di Jena, Ernawita sempat terkecoh dengan cuaca yang terang benderang dan panas yang menyengat, dirinya sengaja pulang dari institute pukul delapan malam (suasana masih terang), hal ini menurutnya untuk menghindari panas teryata waktunya sudah malam.
“ Saya terkejut karena kondisi masih terang, namun ternyata kota sudah sepi karena banyak toko telah tutup dan orang-orang telah pulang ke rumah masing-masing” ujar Ernawita sambil tertawa geli.
Selama disana juga sangat terkesan dengan transportasi public yang sangat teratur, pelayanan kesehatan yang sangat baik, ujar Ernawita alumni program pascasarjana (S2) Universiti Sains Malaysia, M.Sc. in Biotechnology di Malaysia.(Humas-Umuslim)