Rektor UPI Bandung Orasi ilmiah Di Umuslim

Prof Dr M Solehunddin MPd MA

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Prof Dr M Solehunddin MPd MA hadir ke Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Kabupaten Bireuen dalam rangka menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka pelaksanaan Rapat senat terbuka wisuda Sarjana dan ahli Madya angkatan ke XXXIV Universitas Almuslim, yang berlangsung di Auditorium Academik Center kampus umuslim,Kamis (10/03/2022).

Pada hari tersebut merupakan hari kedua pelaksanaan wisuda Umuslim dengan mewisuda sebanyak 264 lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) dan 12 lulusan Diploma III Kebidanan, setelah ssehari sebelumnya (Rabu (9/3), mewisuda sebanyak 332 mahasiswadengan rincian 81 wisudawan berasal dari Fakultas Pertanian (FP), 35 orang dari Fakultas Teknik (FT), 119 orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), 49 orang dari Fakultas Ekonomi (FE) dan dari Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) sejumlah 48 orang.

Rektor umuslim Dr.Marwan, MPd mengucapkan penghargaan dan terimakasih kepada bapak Prof Dr M Solehunddin MPd MA, rektor UPI Bandung atas kesediaannya hadir dan menyampaikan orasi ilmiah pada acara rapat senat terbuka wisuda Sarjana dan ahli Madya angkatan ke XXXIV Universitas Almuslim tahun 2022.

Menurut Marwan kehadiran rektor UPI Bandung ke Umuslim merupakan salah satu wujud implementasi program kerjasama yang telah ditandatangani kedua pihak beberapa waktu lalu.

Dalam orasi ilmiah tersebut Rektor UPI Bandung menyampaiakn materi berjudul : Guru Harus Lebih Siap Hadapi Era Digital.
Sebelum menyampaiakan materi orasi ilmiah, suasana ruangan wisuda sempat hening sesaat, karena diputar sebuah video lagu ciptaan Prof.Dr.Solehuddin, MPd,MA. berjudul “Guruku”. Yang mengisahkan perjuangan dan pengabdian seorang guru.

Dari intisari orasi ilmiah yang disampaikan Rektor UPI Bandung disebutkan bahwa, dalam era digital, perubahan dunia industri tidak lagi terjadi secara linear, tetapi terjadi secara eksponensial, fundamental, dan telah mengacak-acak pola lama menuju terciptanya tatanan baru.

Akibatnya, timbul fenomena integrasi antara dunia cyber dan dunia fisik yang mengubah kegiatan ekonomi dan bisnis baru secara fundamental. Lebih lanjut, fenomena tersebut melahirkan berbagai jenis pekerjaan atau jabatan baru yang menuntut setiap orang untuk mampu belajar sepanjang hayat.

Mereka hanya memerlukan waktu beberapa detik saja untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka melalui pencarian informasi yang cepat.

Kedua, mereka berhadap-hadapan secara online dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, dan dengan mudah memperoleh teman di balik planet ini, meski mereka tidak perlu meninggalkan negaranya.

Di era digital, tampaknya guru sulit untuk bersaing dengan mesin dalam mengajar, khususnya berkenaan dengan materi-materi pelajaran tentang hafalan, hitungan, pengembangan model, hingga pencarian sumber danpenyajian informasi.

Mesin jauh lebih cepat, efektif dan jujur dalam melaksanakan tugasnya, sehingga guru perlu mengubah cara mengajar ke arah yang lebih fleksibel agar dapat memahami hal-hal baru dengan cepat.

Teknologi digital membantu peserta didik untuk belajar lebih cepat dan efektif sehingga mereka berkembang jauh lebih cepat dan mengagumkan. Guru harus mampu mengubah pelajaran yang rutin dan membosankan menjadi pembelajaran daring yang multi-stimulan sehingga lebih menyenangkan dan menarik.

Guru yang sebelumnya berperan sebagai sumber belajar atau pemberi pengetahuan akan secepatnya berubah menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator serta pengembang imajinasi, kreativitas, karakter, serta team work yang dibutuhkan di masa depan (Unesco, 2015; Schwab, 2017).

Fungsi guru yang selama ini mengajarkan ilmu pengetahuan akademik akan bergeser ke arah yang berbeda. Guru akan lebih sukses jika mengajarkan nilai-nilai agama, etika, budaya, kebajikan, pengalaman, hingga empati sosial karena nilai-nilai itulah yang tidak mungkin diajarkan oleh mesin.

Dalam era digital, guru memerankan peran kuncinya sebagai partner belajar siswa. Oleh karena itu selain memiliki kompetensi profesional mengajar, beberapa kompetensi lain yang perlu dimiliki oleh guru guru harus mampu mengelola pengetahuan, seperti bagaimana menemukan, menganalisis, mengevaluasi, menggunakan, dan mendiseminasikannya dalam konteks-konteks yang berlainan.

Dalam dunia digital, guru dituntut agar mampu mengkoneksikan antara stok pengetahuan yang ada dengan kebutuhan para siswa untuk belajar sesuai dengan tujuan kurikulum dan pendidikan.(Humas-Umuslim)