Tulisan ini saya tulis merupakan cerita pengalaman saya Raihan Hayati mahasiswi prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan kabupaten Bireuen, yang sekarang sedang mengikuti kegiatan Student Exchange di Nagoya Gakuin University Japan.
Saya bisa melaksanakan proses kegiatan di Jepang, karena adanya kerjasama antara Universitas Almuslim Peusangan Bireuen dengan Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang.
Selama di Jepang kami mahasiswa Umuslim mendapatkan fasilitas biaya kuliah dan apartemen penginapan secara gratis karena berkat implementasi kerjasama tersebut.
Selain itu kami juga bersyukur karena menurut rektor Universitas Almuslim Dr.Marwan,MPd, kampus Universitas Almuslim mengakui dan menyetarakan hasil belajar kami selama di Jepang.
Menurut Rektor Universitas Almuslim Dr.Marwan,MPd saat melepas keberangkatan kami, bahwa hasil belajar kami selama belajar di NGU Jepang akan disetarakan nilai kreditnya atau transfer Kredit Internasional dengan mata kuliah di kampus sendiri, hal ini merupakan bagian dari program merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), jelas pak Rektor Umuslim Dr.Marwan.MP.d.
Program yang saya jalankan merupakan proses mengajar atau dengan kata lain Kaiwa Bahasa Mengajar Bahasa Indonesia kepada mahasiswa Jepang.
Program ini merupakan salah satu agenda tahunan para TA (Teaching Asistant) untuk menjalnkan program Kaiwa Salon, dimana setiap mahasiswa asing mengajarkan Bahasa Ibu mereka kepada mahasiswa-mahasiswi Jepang.
Tahun ini ada 4 kelas yang dibuka yaitu Kelas Kaiwa Bahasa Inggris kelas Intermediate dan kelas beginner, Kaiwa Bahasa China, dan Bahasa Indonesia.
Kebetulan saya merupakan salah seorang dari tiga mahasiswi Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan kabupaten Bireuen yang dikirim mengikti program pertukaran mahasiswa dengan NGU Jepang dipercayakan untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada mahasiswa NGU.
Selama mengajar saya melihat peserta sangat tertarik dan menyenangkan belajar materi yang saya asuh, setiap peserta berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa siswa yang saya ajarkan, seperti Nodoka dan Toa mahasiswa tingkat 1 dan Moe mahasiswa tingkat 7, setiap peserta berasal dari jurusan yang berbeda.
Kegiatan kelas berlangsung dalam seminggu sekali pada setiap hari Senin, pukul 15.00-16.00 bertempat di kampus Taiho.
Materi pembelajaran berupa perkenalan huruf abjad, perkenalan diri sendiri, keluarga dan percakapan sehari-hari.
Saya sangat senang bisa mengajar Bahasa Indonesia kepada mahasiswa Jepang, karena saya juga bisa menemukan teman-teman baru dan bisa meningkatkan kemampuan berbahasa dan berinteraksi percakapan dalam bahasa Jepang.
Banyak pengalaman dan hal-hal baru bisa saya dapatkan dalam mengajar dan berinteraksi dengan mereka, dalam mengajar saya menggunakan perangkat berupa PPT dan papan tulis.
Di awal pembelajaran biasanya saya akan memberikan test atau pengulangan terkait materi yang telah saya berikan minggu lalu.
Test tersebut terkadang saya buat dalam pertanyaan spontanitas atau saya sediakan soal khusus untuk menguji peserta terkait materi yang saya berikan minggu lalu. Para perserta terkadang berhasil menyelesaikan test tersebut dan kadang tidak mampu menyelesaikan test tersebut.
Selanjutnya kegiatan kelas dimulai dengan Ice break, saya menyediakan game terkait materi untuk membuat peserta mudah dalam mengingat kosa kata Bahasa Indonesia.
Saat kegiatan pembelajaran dimulai, saya menggunakan PPT untuk menunjukkan materi yang akan dipelajari hari ini, untuk materi pembelajaran saya mulai dai dasar, seperti pengenalan huruf abdjad, benda-benda disekitar, jenis makanan dan minuman.
Saat penyampaian materi saya juga memberikan pertanyaan spontanitas untuk menguji daya ingat para peserta.
Semua peserta aktif dan mau mengikuti instruksi kegatan pembelajaran, terkadang mereka juga mencatat apa yang saya jelaskan, bahkan sebelum kelas dimulai mereka mengulang-ngulang materi minggu lalau, meraka sangat bersemnagat belajar Bahasa Indonesia,
Kemudian di sela-sela pembelajaran saya juga meminta siswa membaca kalimat atau kosa kata yang saya berikan. Setelah penjelasan materi saya meminta siswa untuk menjawab soal test di akhir sesi pembelajaran.
Dalam pembelajaran kami juga mempunyai kendala berupa durasi waktu belajar mengajar yang tidak mencukupi yaitu 45 menit setiap pertemuan. Pertemuan dilaksanakan setiap seminggu sekali sehingga terkadang tidak cukup untuk menjelaskan materi yang telah dipersiapkan.
Mengajar sambil belajar merupakan satu pengalaman menarik bagi saya, karena saya banyak sekali mendapatkan ilmu dan pengalaman baru, hal positif yang bisa membuat diri saya berkembang dan bisa bertukar informasi dengan sejumlah mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi dan negara di dunia.
Kiriman Tulisan Pengalaman :
Raihan Hayati, mahasiswi prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan kabupaten Bireuen, sekarang sedang mengikuti kegiatan Student Exchange di Nagoya Gakuin University Japan.