Sekilas kisah mahasiswa Umuslim Kuliah dan Hidup di Jepang

Halo perkenalkan nama saya Qurrata Ayun, 19 tahun, selama ini berdomisli di Aceh Utara, saya merupakan alumni Pesantren Modern Misbahul Ulum (PMMU) Paloh.

Saat ini saya terdaftar sebagai salah seorang mahasiswi prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan kabupaten Bireuen.

Sejak tiga bulan lalu saya bersama dua kawan yang lain yaitu Raihan Hayati prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Amelia Rizkiani dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP berada di Negari sakura Jepang dalam rangka mengikuti kegiatan Student Exchange di Nagoya Gakuin University Japan.

Keberadaan kami Jepang dalam rangka implementasi pertukaran mahasiswa karena adanya kerjasama antara Universitas Almuslim Peusangan Bireuen dengan Nagoya Gakuin University (NGU) Jepang.
Berkat kerjasama tersebut, selama di Jepang kami peserta Student Exchange di Nagoya Gakuin University Japan, mendapatkan fasilitas biaya kuliah dan apartemen penginapan secara gratis.

Selain itu juga untuk aktivitas perkuliahan kami, pihak kampus Universitas Almuslim akan mengakui dan menyetarakan hasil belajar kami selama di Jepang.

Ini merupakan bagian dari pelaksanaan Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM) yang sedang dilaksanakan di kampus Universitas Almuslim Peusangan Bireuen.

Saat pertama sekali sampai di Jepang, saya dan teman-teman mendapat sambutan karena kedatangan kami ke kampus NGU sebagai mahasiswa Internasional, ini merupakan salah satu sarana agar mahasiswa internasional dapat dengan mudah berbaur dengan mahasiswa Jepang.

Banyak event yang mereka siapkan mulai dari presentasi, perkenalan, menggambar, sampai dengan berfoto bersama. ini menjadi salah satu moment yang berharga dimana kami dapat berkenalan dengan mahasiswa dari bahasa dan Negara yang berbeda.

Jepang bukan lagi Negara asing untuk didengar dikalangan masyarakat, banyak sekali indikator yang membuat Jepang ini menjadi salah satu Negara yang harus kamu kunjungi meskipun sekali dalam seumur hidup.

Saya bersama kedua teman saya selama hampir tiga bulan berada di negeri Jepang, banyak pengalaman berharga dan juga ilmu yang kami dapatkan selama kuliah di Jepang.

Mulai dari budaya dan bahasa yang berbeda, cara bergaul dan cara mengatur waktu.

Selain itu juga suasana alam yang indah dan terawat, kotanya yang teratur dan rapi, jarang (tidak) kelihatan ada sampah berserakan sedikitpun dikota  maupun di jalanan.

Makanan, hiburan, dan teknologinya yang tidak diragukan lagi banyak teknologi Jepang yang menginspirasi dunia baik dari kendaraan, handphone dan software game dll.

Menurut salah satu berita, Jepang merupakan salah satu negara berada di peringkat keempat didunia, sebagai negara yang paling banyak mencetak buku.

Tingginya angka tersebut dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah budaya membaca di negara tersebut sangat tinggi, dengan demikian pendidikan di Negara matahari terbit itu melahirkan banyak individu dengan kualitas yang unggul.

Salah satu hal yang membuat saya terkesan tentang negara ini, ketepatan waktu mereka dalam beraktifitas dan keteraturan mereka dalam menyusun kegiatan yang akan mereka lakukan setiap hari.

Ini merupakan tradisi yang patut kita tiru dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari.

Sebagai negara maju, Jepang juga terkenal dalam melestarikan budaya mereka, meskipun dikategorikan sebagai negara maju, tetapi tidak banyak dari mereka yang menguasai bahasa Inggris, karena mereka lebih bangga dengan bahasa sendiri.

Hal ini adalah wujud dari kebanggaan budaya mereka sendiri dari pada mengikuti trend populer dari negara barat.

Ini juga menjadi pelajaran bagi kami yang menjadi bagian orang asing di negara Jepang.

Hampir rata-rata masyarakat Jepang tidak menguasai bahasa Inggris karenanya saya harus belajar bahasa Jepang, fun fact nya menurut saya pribadi bahasa Jepang juga termasuk salah satu bahasa tersulit didunia loh!

Selama di Jepang sebagai muslim tentunya saya juga harus memperhatikan beberapa hal, seperti makanan, dikarenakan Jepang termasuk negara minoritas muslim, dan banyak menkonsumsi makanan yang dilarang dalam Islam.

Oleh sebab itu kami harus berhati-hati dalam memilih makanan, juga mengatur waktu untuk belajar dan waktu untuk sholat.

Satu lagi di Jepang waktu lebih berharga dibandingkan uang bagi mereka, bahkan disetiap transportasi sekalipun baik bus dan kereta api selalu berangkat dan berhenti tepat waktu sesuai jadwal bahkan ada yang lebih cepat dari itu.

Hal itu pernah menjadi pengalaman bagi saya dan teman-teman, saat kami naik salah satu kereta tercepat di dunia Shinkansen.

Kami sempat naik kereta super cepat dari Tokyo menuju Nagoya, saya melihat ketepatan kereta berhenti diwaktu dan detik yang sesuai jadwal yang tertulis di beberpa titik stasion.

Tidak ada bergeser sedetik pun, dengan kecepatan seperti itu para penumpang juga harus sigap saat kereta berhenti dan langsung siap memasukinya, pastinya dengan ketertiban dan teratur.

Naik kereta ini dapat menyingkat waktu yang seharusnya perjalanan saya yang memakan waktu selama 6 jam menggunakan bus menjadi 2 jam dengan shinkansen, sangat menarik.

Sungguh suatu pengalaman yang belum pernah saya dapatkan selama ini, makanya kalau kita ingin menumpang kereta tersebut, kita harus pandai mengatur waktu dan jangan lalai.

Yang terakhir pengalaman yang pernah saya alami yaitu suasana layanan publik di Jepang, dimana Jepang adalah Negara yang penuh dengan life hack seperti “kalo ada yang mudah ngapain pilih yang susah” ini sangat menarik bagi kehidupan saya.

Mulai dari cara berpakaian mereka sopan namun tetap terlihat bagus dan simple, rumah yang minimalis, dan juga bangunan bawah tanah seperti mall, kereta api, dll.

Saya juga sering menjumpai orang-orang Jepang membawa koper kecil, ternyata itu adalah cara mereka agar tidak merasa keberatan saat membawanya kemana-mana, apalagi Jepang ini terkenal dengan banyaknya pejalan kaki.

Satu lagi, Negara ini sangat memanjakan pejalan kaki dibanding dengan pengendara mobil, buktinya dengan luas trotoar di setiap pinggir kota dan pengendara mobil memilih berhenti dan selalu mendahulukan pejalan kaki menyeberang duluan.

Tentunya banyak hal diatas yang menjadi pengalaman kami yang berangkat dari sebuah kota kecil di provinsi Aceh.

Banyak kemudahan yang kami dapatkan selama perjalanan dan mengikuti perkuliahan dalam rangka pertukaran mahasiswa ini.

Mungkin cukup dulu cerita ini saya sampaiakn dari negeri Sakura Jepang, mohon doanya semoga kami bisa menjalankan program ini sampai selesai.

Cerita pengalaman kiriman : Qurrata Ayun, mahasiswi prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim (Umuslim) sedang berada di Jepang dalam rangka mengikuti kegiatan Student Exchange di Nagoya Gakuin University Japan.