Umuslim Menyelenggarakan Dialog, Diskusi, dan Sharing Penelitian

Hari ini, Rabu (17/12), Universitas Almuslim (Umuslim) kedatangan tamu, Dr. Brahmaputra Marjadi, MPH, Ph.D dari School of Medicine, the University of Western Sydney, Australia. Beliau seorang dokter, alumnus Universitas Airlangga yang saat ini menjadi dosen dan peneliti di Australia.
Kedatangan Dr. Brahm (panggilan akrab  beliau) dalam rangka menjadi pemateri dua kegiatan ilmiah di Umuslim. Kegiatan pertama diisi dengan “Dialog dan Sharing Tentang Penelitian; Strategi Menjalin Kerjasama Penelitian Antara Universitas Almuslim atau Dinas Kesehatan di  Aceh dengan Universitas di Australia; dan Strategi dan Peluang Mendapatkan Research Grant (Dana Penelitian) dan Fellowship Program di Australia”. Sedangkan kegiatan kedua dengan tema “Pencegahan Infeksi dalam Proses Persalinan bagi Tenaga Kesehatan (Sarana Pelayanan Kesehatan, khususnya non-RS)”.

Peserta yang hadir dari berbagai kalangan, mulai dosen dan mahasiswa beserta Ketua Yayasan Almuslim Peusangan, Rektor, Wakil Rektor, Dekan, dam Direktur di lingkungan Umuslim, Kepala dan para Pegawai Dinas Kesehatan Bireuen, para tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, dan perawat, dosen dan mahasiswa dari berbagai Akademi dan Sekolah Tinggi Kesehatan di Kabupaten Bireuen, Lhokseumawe, dan Aceh Utara, dosen dari Unimal  hingga pegawai dari beberapa rumah sakit di Kabupaten Bireuen.

Pada sesi  pertama pemateri memberikan motivasi kepada peserta bahwa orang Indonesia tidak kalah mutunya dari orang negara lain, bahwa ‘Kita BISA!’, kesetiaan dan ketaatan pada protokol adalah tabiat terpenting dan harus dilakukan oleh peneliti/praktisi/dosen dan institusi, di samping itu menekankan perlunya mengajarkan metode penelitian di universitas dengan mudah, perlunya pengembangan logika, daya pikir, kritis, dan kreativitas serta harus mampu berbahasa Inggris. Pemateri menekankan pentingnya kesesuaian antara apa yang tertulis dengan apa yg dilaksanakan (nexus teori, penelitian dan praktek), serta hal-hal yang harus diperhatian dalam menjalin kerjasama dengan institusi luar negeri, kendala yang kita miliki, dan bentuk kerjasama yang perlu dibangun.

Pada sesi kedua, pemateri membahas Healthcare-Associated Infection (HAI: infeksi yang didapat seseorang dari lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan) dengan mengutip Florence Nightingale (Notes on Hospitals, 3rd edition London: Longman, Green, Longman, Roberts, and Green; 1863; p. iii), “Mungkin adalah suatu prinsip yang aneh bahwa syarat yang paling utama bagi suatu Rumah Sakit adalah bahwa ia tidak boleh mencelakai orang yang sedang sakit” dan seorang perawat senior (2005), “Jangan menambah penderitaan pasien. Mereka sudah sakit; itu sudah cukup menderita”. Dengan gambar slide pemateri memperlihatkan contoh penularan melalui HAI, infeksi Nosokomial, Segitiga Epidemiologi, faktor mikroba, Infeksi Nosokomial Terbanyak, faktor lingkungan, serta membahas  pentingnya kewaspadaan baku, dan kewaspadaan tambahan.

Peserta yang hadir berjumlah 734 orang, di luar perkiraan panitia. Antusias peserta terlihat dari banyak dan kualitasnya pertanyaan yang diajukan. Seperti pertanyaan tentang penggunaan citotek, bagaimana kiat merubah perilaku masyarakat, kebiasaan akan kesehatan,  bagaimana para tenaga kesehatan dalam menangani keselamatan pasien, bagaimana kiat dan strategi mendapatkan beasiswa atau dana hibah dari Australia,  termasuk masukan untuk menjadikan Universitas Almuslim sebagai tempat afiliasi atau hosting para peneliti dari Australia yang melakukan penelitian di Aceh. Kapan waktu yang tepat bagi bidan untuk melakukan penelitian?,  bagaimana menjaga kontiniutas dan registrasi dalam menjalankan proyek maupun program kesehatan dalam kerjasama institusi ?. Bagaimana mengubah perilaku bidan dalam pelayanan kesehatan untuk selalu tersenyumn, dan bagaimana merubah kondisi Puskesmas dalam melakukan pelayanan kesehatan senyaman mungkin seperti pelayanan di Bank.  Dan masih ada beberapa pertanyaan lagi,  jawaban yang diberikan pemateri sangat menarik, disampaikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, diselingi dengan humor intelek.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Almuslim, Dr. H. Amiruddin Idris, SE., M.Si menyampaikan bahwasanya penelitian sebagai instrumen kemajuan bangsa harus terus dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi. Saking pentingnya penelitian, tercermin dari nama kementerian pendidikan yang sebelumnya Kemendiknas yang berubah nama menjadi Kemenristek Dikti. Beliau juga menyinggung hal yang berhubungan dengan kesehatan, betapa pentingnya menjaga sterilisasi peralatan kedokteran. Beliau apresiasi dengan para panitia yang telah menghadirkan tamu jauh dari Australia untuk singgah dan sharing pengalaman dan ilmu kepada para peserta diskusi. Kegiatan ini ditutup oleh Ketua Yayasan Almuslim Peusangan, H. Yusri Abdullah, S.Sos di mana beliau berpesan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan seperti ini secara berkelanjutan.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Rokhmat Hidayat, M.Cs (Ketua Divisi Riset LPPM Universitas Almuslim), Ketua Panitia Drs. Nurdin Abdul Rahman, M.Si, dan Sekretaris Nurhidayati, MPH (Direktur DIII Kebidanan) berjalan sangat sukses yang mana tidak terlepas dari kerjasama dan kekompakkan tim panitia kolaborasi, yang terdiri dari LPPM dan DIII Kebidanan Umuslim, Dinas Kesehatan Kabupaten  Bireuen, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bireuen, dan Ikatan Alumni Kebidanan Universitas Almuslim (IKABUA). (al)